Minggu, 04 Mei 2014

Save Zone

Begitu nyaman, tenang dan tanpa beban, kata orang hidup dizona aman memang sesuatu hal yg harus dihindari, bukan berarti saya sudah melampaui hal tersebut tapi hal itulah yang sering membuat saya mandeg alias stuck.
Berharap semuanya akan menjadi kembali pada jalurnya, notabene nya saya asli Kota Semarang, tinggal bersama orang tua dan kakak meski tidak dalam level keluarga mampu namun disini ditempat kelahiran saya semuanya cukup mudah.
Namun tentunya ada beberapa hal yang membuat tempat ini minus seperti lingkungan, akses jalan, keramaian, dan masyarakat nya yang memiliki orientasi low education berdampak pada kemampuan daya beli yang rendah. Menjadikan tempat ini jauh tertinggal namun dengan berbagai kekurangan tempat ini mampu menyuguhkan pemandangan dari semua level kehidupan.
Keluarga kaya dan miskin terlihat mencolik disini, tentutanya ini bagus untuk membuat tempat ini berwarna dengan lalu lalang mobil dan motor ataupun bangunan-bangunan yang tertata tidak rapih.
Tempat ini memberikan sedikit sentuhan wisata makan, walau tidak banyak fariasi namun anda pencinta makanan yang tasty dengan harga yang terjangkau coalah mampir sesekali di sepanjang jalan banyak menjajakan bakso, mie ayam, angkringan, warung tenda, dan gerobak-gerobak makanan.
Bagi saya ini merupakan tempat yang lumayan untuk dihuni buktinya saya dan keluarga masih betah disini hingga sekarang mungkin orang tua saya lebih dari 35 tahun tinggal dan menetap disini.
Di luar itu semua yang terpenting adalah ketika kita berkumpul dengan keluarga, semuanya adem ayem dan benar ini yang dinamakan save zone yang banyaj dikatakan orang, dapat membelenggu daya kreatif kita. Akhir-akhir ini diri saya sering dirundung masalah pelik perang batin dan tidak mampu mensinkronkan pikiran dan hati saya.
Perasaan takut tidak mampu sekolah lagi, tidak mendapatkan pekerjaan yang mampu menyalurkan passion tentu membayangkannya saja susah dan perasaan ini berulangkali muncul sehingga menghambat kinerja dan produktivitas saya sebagai mahasiswa akhir yang mengaalami kebimbangan.
Inilah secuil masalah pelik melanda:
Tidak mengerjakan Tugas Akhir
Malas
Lebih suka mengerjakan hal yang liain
Pikiran tidak fokus
Lebih memilih membaca buku yang lain
Mengalihkan perhatian dengan media sosial
Pekerjaan rumah yang sulit dihindari
Semoga masalah kecil ini mampu terselesaikan dan masalah batin mampu teratasi..
Sekian dari saya ini pengalaman pribadi mahasiswa tingkat akhir, yang sedang berusaha menuntaskan masalah diri sendiri..
Semoga energi ini mampu tersalurkan tersalurkan optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar