Kamis, 20 Oktober 2011

CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya. 
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini: 
* Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008 

2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini: 
* Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. * Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo. 

3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama asli lias tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, 

Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). 

Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. 

Keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir 

Kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini: * Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika. * Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education. Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan Abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.

Minggu, 09 Oktober 2011

METEOROLOGI


BPPT Ciptakan Hujan Buatan di 17 Wilayah
| Rabu, 2 September 2009 | 07:58 WIB
http://assets.kompas.com/data/photo/2008/12/01/071118p.jpg
1
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk menghadapi dampak kekeringan akibat gejala El Nino tahun ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menciptakan hujan buatan di 17 wilayah yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa. Sebanyak tiga pesawat terbang jenis Cassa 100 dioperasikan untuk pelayanan teknologi modifikasi cuaca sebesar Rp 110 juta per hari ini.
”Hari ini sudah dimulai untuk wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat dengan tujuan memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Di wilayah itu sekarang ada sekitar 100 titik panas yang terpantau satelit,” kata Heru Widodo dari Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (31/8).
Menurut Heru, wilayah Kalimantan disusul Sumatera, terutama kawasan Riau, merupakan wilayah prioritas untuk menciptakan hujan buatan. Tujuannya untuk memadamkan titik-titik panas yang muncul kembali akhir-akhir ini.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada awal pekan ini hujan di beberapa wilayah Indonesia berkurang karena masa Osilasi Madden-Julian (MJO), yang menimbulkan hujan, sudah lewat. Selama dua pekan sebelumnya dampak MJO mendatangkan hujan, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera, memadamkan titik-titik panas yang ada.
Osilasi MJO ini memiliki periode berulang 40-50 hari khusus di kawasan Samudra Hindia. Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian mengatakan, fenomena MJO akan menghilang ketika El Nino menguat. Pada November 2009 dan Januari 2010, El Nino diprediksikan menguat, dan awal musim hujan 2009-2010 diperkirakan akan mundur.
Pompa tenaga surya
Secara terpisah, Deputi Peningkatan Infrastruktur pada Kementerian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Agus Dasuki mengatakan, untuk mengatasi kekeringan di beberapa wilayah, pada tahun 2009 ditargetkan akan ada pemasangan pompa tenaga surya. Dua lokasi dari 11 lokasi pemasangan adalah Kulon Progo (Yogyakarta) dan Wonogiri (Jawa Tengah). Lokasi-lokasi lainnya berada di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, kemudian di beberapa wilayah Sulawesi.
”Pemasangan pompa tenaga surya ini hanya sedikit, hanya bersifat stimulan supaya dapat diikuti pemerintah daerah ataupun pihak-pihak lainnya untuk mengatasi kelangkaan air pada musim kemarau,” kata Agus.
Alokasi anggaran untuk sistem pompa tenaga surya beserta sistem distribusinya, menurut Agus, menelan biaya sampai Rp 1 miliar. Pompa tenaga surya diharapkan bisa untuk menaikkan air dari kedalaman tanah maksimal 90 meter dan menyuplai air bersih 20-60 meter kubik per hari.
Selain pompa tenaga surya yang menggunakan teknologi pengeboran tanah dan pemompaan air tersebut, menurut Agus, institusinya juga menerapkan teknologi pengolahan air sungai. Kemudian dengan pompa pula, air itu didistribusikan kepada masyarakat.
”Program pengolahan air sungai menjadi air bersih hanya dilaksanakan di Sorong, Papua Barat. Ini juga sebagai stimulan bagi wilayah lainnya untuk mengatasi kelangkaan air bersih,” ujar Agus Dasuki. (NAW)




METEOROLOGI


18 Juli 2011 | 09:30 wib
Gelombang Laut di Barat Bengkulu Mencapai 4 Meter
Bengkulu, CyberNews. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menghimbau para nelayan untuk waspada jika berlayar di wilayah Samudra Hindia bagian Barat Bengkulu. Angin yang berhembus kencang memicu ombak besar hingga ketinggian 2,5 sampai empat meter.
Dikatakan analisis BMKG stasiun meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Harits Syahid Hakim, angin di samudra Hindia Barat Bengkulu berpeluang berembus dari arah Timur hingga Selatan dengan kecepatan antara 08-24 knots. Sedangkan angin di perairan Enggano dari arah sama dengan kecepatan berkisar 07-24 knots.
Gelombang tinggi ini dikhawatirkan dapat membahayakan perahu dan kapal nelayan yang tengah berlayar. Berdasarkan perkiraan BMKG pada peringatan dini 12 jam ke depan berpeluang gelombang tinggi empat meter juga terjadi di samudra Hindia Utara hingga Barat Aceh hingga selatan Banten.
Dia juga memperkirakan, cuaca di wilayah Bengkulu terjadi pada sepuluh kabupaten/kota umumnya berawan dan berpeluang hujan ringan pada sore hingga malam hari, suhu udaranya berkisar 23-31 derajat celcius dan kelambabannya antara 65-98 persen.
Seorang pengusaha kapal ikan dikawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Asun mengatakan, pada saat gelombang tinggi sekarang ini penangkapan ikan juga kurang efektif karena terganggu angin kencang.
( Ant / CN27 / JBSM )


01 Oktober 2011 | 18:32 wib
Prediksi BMKG

Pertengahan Oktober, Hujan Guyur Jateng Selatan

Cilacap, CyberNews. Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo, mengatakan, musim kemarau di sebagian wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dipastikan lebih panjang dari perkiraan sebelumnya.
Baru pada pertengahan bulan Oktober nanti, wilayah-wilayah di Jateng bagian selatan, seperti Cilacap, Kebumen, dan Banyumas akan diguyur hujan.
"Berdasarkan data-data cuaca yang ada, dipastikan musim hujan mundur. Mundurnya sekitar satu dasarian atau 10 hari. Sehingga diperkirakan musim hujan bakal terjadi pada pertengahan Oktober," katanya, Sabtu (1/10).
Hal ini diperkirakan terjadi karena belum terpantau adanya awan pembentuk hujan di wilayah tersebut.
Selain itu, suhu permukaan air laut masih rendah, yaitu pada kisaran 25 sampai 6 derajat Celcius. Padahal, suhu permukaan air laut yang bisa menciptakan penguapan untuk menghasilkan awan sekitar 29 derajat Celcius.
Tekanan udara juga belum mendukung. Jika pada musim hujan tekanan udaranya yang diperlukan sekitar 1.012 milibar, kini masih dalam kisaran 1.015 milibar. "Kondisii cuaca saat ini belum menunjukkan tanda-tanda musim hujan," kata Teguh.
( MIOL , Linda / CN33 )



28 Maret 2011 | 20:55 wib
Korban Gempa dan Tsunami Jepang Jadi 28.000 Jiwa
Osaka, CyberNews. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, Senin (28/3) pukul 03.00 waktu setempat, terhitung sebanyak 28.000 jiwa dipastikan tewas dan hilang dalam bencana gempa bumi dan tsunami 11 Maret. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.901 orang dipastikan meninggal dan 17.649 lainnya dinyatakan hilang. Sementara sebanyak 2.776 jiwa masih dirawat.
Bencana ini adalah yang terbesar setelah Gempa Bumi Besar Kanto pada 1923 dan telah menewaskan lebih dari 142.000 orang dan memaksa ratusan ribu jiwa dievakuasi.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang pagi ini mengumumkan telah terjadi tsunami kecil setinggi sekitar 0,5 meter setelah terjadi gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter pukul 07.24 waktu setempat, di Miyagi bagian timur Jepang lepas pantai.
Hanya terjadi gelombang Tsunami kecil yang timbul. Sehingga peringatan dini yang sebelumnya diumumkan oleh pihak pemerintah Jepang pukul 07.27 waktu setempat telah dicabut. Peringatan Badan Meteorologi Jepang menyebutkan tsunami setinggi 50cm  akan terjadi di pantai Prefektur Miyagi. Gempa tersebut terjadi di 112 km timur kota Sendai, di kedalaman 59 km.
Guncangan dengan intensitas rendah, juga tercatat di Hokkaido hingga Tokyo.
Ahli meteorologi Jepang, Hirofumi Yokoyama, mengungkapkan gempa-gempa yang terjadi pada Senin pagi ini adalah gempa susulan rangakaian dari Gempa 9.0 SR yang terjadi pada 11 Maret 2011 lalu. Ia menambahkan bisa saja akan terjadi gempa susulan di Jepang dengan kekuatan 6 SR ke atas.
( KCM / CN27 )
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/03/28/81443/Korban-Gempa-dan-Tsunami-Jepang-Jadi-28.000-Jiwa