Sabtu, 10 Mei 2014

Meninggalnya Mbah Lani (Mbah Raslani)

Sabtu 10 Mei 2014, tepat ba'da subuh kakek jauh saya meninggal dalam usia genap 86 tahun di usia senjanya beliau terkenal meubeler bersama temannya pak Pramono (entahlah saya tak paham dengan silsilah keluarga kami) karena kami termasuk keluarga minoritas sehingga ada ataupun tidak ada kami mungkin dirasa tidak terlalu berpengaruh.
Seingat saya dulu ketika SD saya pernah mengunjungi bulek saya yang dari Jakarta yang sekarang menetap di Semarang dan pernah tinggal di rumah mbah Lani. Ketika itu kami masi kecil saya, rahma, dan iqbal sempat mengenal ketika kecil. Kami benar-benar tidak tahu jika nanti ketika kami dewasa akan berbeda jalan masing-masing. Awalnya saya bertwmu rahma hampir tak mengenal dan ketika dikenalkan ibunya baru saya mengingat betul foto dia waktu kecil ketika saya berulang tahun ke-7.
Jadi, sudah 10 tahun lebih saya tidak bertemu dengan mbah saya yang sudah meninggal, kami yang termasuk cucunya, tentu rahma lebih dekat dengan beliau, kemudian iqbal dan saya tidak begitu dekat karena tidak ada memori kebersamaan yang teringat.
Memori itu tidak ada bekasnya, namun tak tahu kenapa, suatu ketika abah dan saya ingin berencana mengunjungi beliau suatu kali namun hingga saat ini berum terlaksana. Nasi sudah menjadi bubur dan kami menyiakan kesempatan.
Hari ini pemakaman ba'da dzuhur, semuanya berlangsung lancar sepengetahuanku. Kemudian, lagi-lagi aku merasa sedih walau kami tidak dekat tapi beliau tetap bagian dari hidup saya dulu. Jadi saya mengeluarkan air mata.
Semoga beliau diterima disisi Allah SWT ..
amiiiin ya robbal alamin

Selasa, 06 Mei 2014

Sepatu dan Penantian

Ketika pulang dari kampus tadi sore, niatan saya sudah membuncah hal yang ingin saya lakukan dari dulu mungkin satu tahun lalu lamanya. Awalnya saya melihat sepatu berbahan plastik dengan tinggi wedges sekitar 3 cm dan saya sudah teramat jatuh cinta dari tahun lalu,  sepatu yang biasa aku gunakan sekarang sudah reot sehingga perlu ganti yang baru. Namun apadaya menteri ekonomi dikeluargaku tak merespon, maklum saja semenjak aku kuliah aku mendapatkan sejumlah beasiswa sehingga mampu memberikan angin segar pada keluargaku.
Hingga berlanjut, satu tahun lamanya aku menanti harga nya turun dari Rp 99.000,00 dan kemudian karena terjadi inflasi diakhir tahun 2013, tepatnya sekarang di tahun 2014 menjadi Rp 129.000,00. Nasi sudah terlanjur menjadi bubur niat ingin mendapat lebih murah dengan potongan harga, namun permintaan model ini katanya banyak namun stock nya teramat terbatas bahakan hanya ada di salah satu mall di Semarang.
Jadi sebelum, memutuskan untuk membeli hari ini di mall di Jl Pemuda, saya mencoba mencari di outlate di luar mall, namun ternyata dua gerai di Jl Pemuda yang berdekatan dengan Pasar Johar dan satu lagi di Jalan Gajahmada tidak ada stock untuk model ini.
Kemudian, saya memutuskan membeli di mall terakhir kali saya liat. Ternyata benar juga saya menemukannya, walau dengan kenaikan harga sebesar Rp 30.000,00 dan penantian yang  cukup lama.
So far saya memakai produk ini untu kuliah, alasannya karena rumah saya sering banjir jadi saya suka sendal ataupun sepatu yang praktis tahan air. Selain itu saya memutuskan memilih sandal dengan platform dengan platform atau wedges agar terbiasa dengan wedges dan sepatu heels. Tapi hari pertama saya pake seharian sungguh sakit dan sedang beradaptasi.


Sekiaaan..

Minggu, 04 Mei 2014

Save Zone

Begitu nyaman, tenang dan tanpa beban, kata orang hidup dizona aman memang sesuatu hal yg harus dihindari, bukan berarti saya sudah melampaui hal tersebut tapi hal itulah yang sering membuat saya mandeg alias stuck.
Berharap semuanya akan menjadi kembali pada jalurnya, notabene nya saya asli Kota Semarang, tinggal bersama orang tua dan kakak meski tidak dalam level keluarga mampu namun disini ditempat kelahiran saya semuanya cukup mudah.
Namun tentunya ada beberapa hal yang membuat tempat ini minus seperti lingkungan, akses jalan, keramaian, dan masyarakat nya yang memiliki orientasi low education berdampak pada kemampuan daya beli yang rendah. Menjadikan tempat ini jauh tertinggal namun dengan berbagai kekurangan tempat ini mampu menyuguhkan pemandangan dari semua level kehidupan.
Keluarga kaya dan miskin terlihat mencolik disini, tentutanya ini bagus untuk membuat tempat ini berwarna dengan lalu lalang mobil dan motor ataupun bangunan-bangunan yang tertata tidak rapih.
Tempat ini memberikan sedikit sentuhan wisata makan, walau tidak banyak fariasi namun anda pencinta makanan yang tasty dengan harga yang terjangkau coalah mampir sesekali di sepanjang jalan banyak menjajakan bakso, mie ayam, angkringan, warung tenda, dan gerobak-gerobak makanan.
Bagi saya ini merupakan tempat yang lumayan untuk dihuni buktinya saya dan keluarga masih betah disini hingga sekarang mungkin orang tua saya lebih dari 35 tahun tinggal dan menetap disini.
Di luar itu semua yang terpenting adalah ketika kita berkumpul dengan keluarga, semuanya adem ayem dan benar ini yang dinamakan save zone yang banyaj dikatakan orang, dapat membelenggu daya kreatif kita. Akhir-akhir ini diri saya sering dirundung masalah pelik perang batin dan tidak mampu mensinkronkan pikiran dan hati saya.
Perasaan takut tidak mampu sekolah lagi, tidak mendapatkan pekerjaan yang mampu menyalurkan passion tentu membayangkannya saja susah dan perasaan ini berulangkali muncul sehingga menghambat kinerja dan produktivitas saya sebagai mahasiswa akhir yang mengaalami kebimbangan.
Inilah secuil masalah pelik melanda:
Tidak mengerjakan Tugas Akhir
Malas
Lebih suka mengerjakan hal yang liain
Pikiran tidak fokus
Lebih memilih membaca buku yang lain
Mengalihkan perhatian dengan media sosial
Pekerjaan rumah yang sulit dihindari
Semoga masalah kecil ini mampu terselesaikan dan masalah batin mampu teratasi..
Sekian dari saya ini pengalaman pribadi mahasiswa tingkat akhir, yang sedang berusaha menuntaskan masalah diri sendiri..
Semoga energi ini mampu tersalurkan tersalurkan optimal.