Selasa, 27 Desember 2011

Pentingnya Handphone (HP) untuk beliau

Begitu pentingnya  sebuah handpone, aku benar-benar sadar betul akan pentingnya barang tersebut. Apalagi untuk  orang – orang yang memiliki tingkat kesibukan yang  tinggi, walaupun dia adalah seorang pedagang. Mengerti akan arti penting sebuah handpone, tentunya ada keinginan dari dalam diri untuk dapat memberikannya. Suatu ketika,  aku mendapatkan beasiswa BUMN dan mampu memberikan sebagian kecil untuk ibuku. Aku sadar betul bahwa anak harus bisa membahagiakan orangtua (dalam hal ini aku lebih banyak sayang terhadap sosok seorang ibuku). 


Ketika dihadapkan pada suatu kondisi yang mengharuskan ibuku harus pergi ke kampung halaman dan ketika di kampus begitu banyak kesibukan, tentunya ini berarti ibuku harus pergi seorang diri menembus keramaian bus antarkota, kadangkala hal ini sering dialami oleh ibuku. Aku sering tidak ikut pergi menemani ketika ada acara di desa, dan tentunya ibuku pergi ke kampung halamannya sendiri tanpa ada kawan (bayangkan saja orangtua pergi sendiri betapa dipertanyakan cinta anaknya). Disinilah letak permasalahannya, aku seiring galau ketika ibuku pergi seorang diri dan aku tak tau harus bagaimana, karena beliau tidak memiliki alat komunikasi yang bernama Handphone (hello jaman 2011 masih tidak ada yang  memilki handphone :D), sampai saat ini aku menuliskan tulisan ini beliau masih tidak memiliki alat komunikasi wireless tersebut. 


Ibuku adalah seorang pedagang, apapun yang beliau lakukan mesti ada perhitungannya tidak terkecuali dengan anaknya ataupun dengan keluarganya apalagi masalah handphone. Namun disuatu sisi, beliau adalah pribadi yang selalu berusaha dan tetap semangat bekerja dimasa tuanya. Hal yang paling membahagiakan beliau masih sehat sampai sekarang, alhamdulilah ya Allah. Aku tak berharap muluk-muluk semoga aku dapat menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orangtua. Satu hal lagi aku ingin selalu berdikari, tidak menjadi parasit untuk siapa saja (terutama untuk kedua orantua dan kakak – kakak ku). 


Aku manusia yang biasa saja dan memiliki banyak mimpi untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu kewaktu. Disinilah kadang aku menjadi lemah dalam mengontrol diri sendiri untuk menjadi pribadi yang memiliki jiwa semangat juang. Kadang kala rasa malas menguasai diriku, semuanya akan terasa berat. Apalagi untuk saat ini allah, aku itdak bisa terus-terusan seperti ini menjadi malas dan menurunkan standard hidupku hingga kelevel bawah. Sekali lagi aku sekarang berada dalam maslah besar, problem memerangi diriku sendiri terhadap rasa malas yang  berlebihan dan kemampuanku untuk menyemangati diri sendiri berkurang. 


Demi menjadi anak berbakti kepada orangtua, tolong hilangkanlah sifat malas bekerja ini allah (karena segala sesuatu pasti tidak ada yang instant). Bantu aku untuk terjun kedalam dunia yang konsisten terhadap segala sesuatu dan menjalani sesuatunya secara mantaaabbbb (madep manteb). Allah bantu aku untuk tetap berdiri tegap, hanya engkaulah  tempatku meminta dan mengadu. 


Memang tidak nyambung (bagi yang membaca :D), pada bagian awal aku sangat merasakan akan pentingnya handphone, namun aku sisipi curhatku. Pada intinya bagiku keduanya sangat berpengaruh antara handpone dan perubahan attitude ku sebagai seorang mahasiswa sekarang ini. Semog allah memberikan kesempatan bagi hambanya yang ingin terus berusaha, karena aku takuuuuuut saat waktu mengatakan terlambat allah.

Tokoh sebenarnya,
SL
Dec 26th 2011, Semarang Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar