Rabu, 16 Oktober 2013

Aku dan Kawan Sepermainan

Ternyata begitu cepat waktu berlalu, kami dulu sering bermain bersama, belajar bersama menghabiskan waktu setelah sekolah usai. Rumah kami pun cukup dekat, pada masa itu memang anak-anak seusia kami sering bermain bersama, kadang tempat yang kita tuju adalah tempat yang cukup jauh dan sering kami dimarahi karena ketahuan oleh orang tua kami. Tapi masa kecil adalah masa bereksploitasi semakin sering diarahi semakin menarik bagi kami. Tempat ini memang tidak cukup banyak mengalami perubahan, masih saja rob, dan kadang masih juga becek padahal banyak sekali pembeli yang memenuhi Pasar Johar ketika menyambut hari-hari besar, apalagi bulan puasa dan tentunya Idul Fitri.
Kami layaknya teman sepermainan, yang sering menyapa satu sama lain ketika bertemu, mungkin karena tak ada lagi teman seusia kami di kampung kami jadi secara alamiah kami menjadi dekat namun tidak seperti perangko. Tanggal 15 Oktober 2013 tepatnya ketika Idul Adha 1434 H, kami awalnya berencana akan pergi ke Jepara, namun karena suatu hal akhirnyapun kami mengunjungi Ratu Paksi (semacam tempat khusus aksesoris), Pasar Johar, makan Mie Ayam di Pinggiran Pasar, Toko buku Gramedia (karena hari terakhir promo diskon), dan Es Olala Pak Nawi di Jalan Layur. 
Akhirnya kami keluar untuk pertama kalinya setelah kami "dewasa", sedikit merasa berbeda frekuensi memang terkadang terasa, maklum saja temanku ini sudah berumah tangga dan sudah punya anak. Kami berbda satu tahun, namun kami satu angkatan ketika memasuki Sekolah Dasar Negeri Tanjung Mas sebelum berganti nama dulunya bernama SD Negeri Bandarharjo. Di SD inilah menjadi SD Negeri satu-satuna di daerah kami ang syarat dengan potret kemiskinan namun belakangan ketika aku bernajak dewasa tempat ini sudah cukup banyak dilalui oleh mobil-mobil yang memakan jalan terkadang menimbulkan macet ketika ada acara pernikahan.
Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Ratu Paksi, disini banyak dijual macam-macam aksesoris tentunya ini magnet bagi wanita, namun aku sedang bokek dan setelah aku pikir-pikir lebih baik aku belikan sesuatu yang bisa menambah pengetahuanku dan insaallah barakah. Setelah itu kami beranjak ke Johar pasar tradisional yang terbesar di kotaku Semarang kota yang selama lebih 20 tahun ini aku tumbuh dan menuntut ilmu. Lalu kami memutuskan untuk makan Mie Ayam Bakso di pinggir Jalan (cukup tau ternyata mahal), kami melanjutkan ke Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang dan membeli buku yang sedang promo, karena tepat hari itu tanggal 15 Oktober masa promona berakhir. Lalu Motor melaju pulang dan sebelumnya kami mampir ke daerah yang lebih sering langganan rob dari pada tempatku yaitu Jalan Layur, tempatnya berdekatan dengan Klenteng terdapat toko Es favoritku dari SMP hingga sekarang. Perjalanan usai dan kami memutuskan untuk pulang ke rumah.
Yaa memang seperti itu kedekatan kami, memang terlihat dangkal dan mungkin karena kami tumbuh bersama di tempat ini, tempat yang memperlihatkan wajah-wajah perjuangan bagi sebagian orang, perjuangan dari putus sekolah, antara kaya dan miskin begitu kentara, tapi yang pasti tempat ini selalu punya sisi garang bagi orang Semarang yang seringkali menanyakan tempatku berasal. Bahkan teman sekolahku juga sering menggodaku karenanya. Tempat yang begitu penuh sesak karena sering dijejali dengan arus urbanisasi dan pekerja pabrik di sekitar Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Inilah Tempat tinggal kami ___ 
Semoga kedepannya aku mampu mengubah wajah tempat ini lebih baik lagi, atau bahkan menjadikan tempat ini lebih layak lagi untuk anak-anak yang tumbuh dan berkembang, sehingga anak-anak tidak lagi khawatir bermain bola ketika motor lewat atau becak lewat.. anak laki-laki leluasa bermain layang-layang ditanah lapang tentunya tanpa takut terkena saluran kabel PLN. 

Semarang 15 Oktober 2013, Idul Adha 1434 H. 
Sri Lestari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar