18 Juli 2011 | 09:30 wib
Gelombang Laut di Barat Bengkulu Mencapai 4 Meter
Bengkulu, CyberNews. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Bengkulu menghimbau para nelayan untuk waspada jika berlayar di wilayah Samudra
Hindia bagian Barat Bengkulu. Angin yang berhembus kencang memicu ombak besar
hingga ketinggian 2,5 sampai empat meter.
Dikatakan analisis BMKG stasiun meteorologi Fatmawati
Soekarno Bengkulu Harits Syahid Hakim, angin di samudra Hindia Barat Bengkulu
berpeluang berembus dari arah Timur hingga Selatan dengan kecepatan antara
08-24 knots. Sedangkan angin di perairan Enggano dari arah sama dengan
kecepatan berkisar 07-24 knots.
Gelombang tinggi ini dikhawatirkan dapat membahayakan
perahu dan kapal nelayan yang tengah berlayar. Berdasarkan perkiraan BMKG pada
peringatan dini 12 jam ke depan berpeluang gelombang tinggi empat meter juga
terjadi di samudra Hindia Utara hingga Barat Aceh hingga selatan Banten.
Dia juga memperkirakan, cuaca di wilayah Bengkulu
terjadi pada sepuluh kabupaten/kota umumnya berawan dan berpeluang hujan ringan
pada sore hingga malam hari, suhu udaranya berkisar 23-31 derajat celcius dan
kelambabannya antara 65-98 persen.
Seorang pengusaha kapal ikan dikawasan pelabuhan Pulau
Baai Bengkulu Asun mengatakan, pada saat gelombang tinggi sekarang ini penangkapan
ikan juga kurang efektif karena terganggu angin kencang.
( Ant /
CN27 / JBSM )
01 Oktober 2011 | 18:32 wib
Prediksi BMKG
Pertengahan Oktober, Hujan Guyur Jateng Selatan
Cilacap,
CyberNews. Pengamat cuaca
Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Cilacap Teguh Wardoyo, mengatakan, musim kemarau di sebagian wilayah di Jawa
Tengah (Jateng) dipastikan lebih panjang dari perkiraan sebelumnya.
Baru pada
pertengahan bulan Oktober nanti, wilayah-wilayah di Jateng bagian selatan,
seperti Cilacap, Kebumen, dan Banyumas akan diguyur hujan.
"Berdasarkan
data-data cuaca yang ada, dipastikan musim hujan mundur. Mundurnya sekitar satu
dasarian atau 10 hari. Sehingga diperkirakan musim hujan bakal terjadi pada
pertengahan Oktober," katanya, Sabtu (1/10).
Hal ini
diperkirakan terjadi karena belum terpantau adanya awan pembentuk hujan di
wilayah tersebut.
Selain itu, suhu
permukaan air laut masih rendah, yaitu pada kisaran 25 sampai 6 derajat
Celcius. Padahal, suhu permukaan air laut yang bisa menciptakan penguapan untuk
menghasilkan awan sekitar 29 derajat Celcius.
Tekanan udara juga
belum mendukung. Jika pada musim hujan tekanan udaranya yang diperlukan sekitar
1.012 milibar, kini masih dalam kisaran 1.015 milibar. "Kondisii cuaca
saat ini belum menunjukkan tanda-tanda musim hujan," kata Teguh.
( MIOL , Linda / CN33 )
28 Maret
2011 | 20:55 wib
Korban Gempa dan Tsunami Jepang Jadi 28.000 Jiwa
Osaka, CyberNews. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, Senin (28/3) pukul 03.00 waktu setempat, terhitung sebanyak 28.000 jiwa dipastikan tewas dan hilang dalam bencana gempa bumi dan tsunami 11 Maret. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.901 orang dipastikan meninggal dan 17.649 lainnya dinyatakan hilang. Sementara sebanyak 2.776 jiwa masih dirawat.
Osaka, CyberNews. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, Senin (28/3) pukul 03.00 waktu setempat, terhitung sebanyak 28.000 jiwa dipastikan tewas dan hilang dalam bencana gempa bumi dan tsunami 11 Maret. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.901 orang dipastikan meninggal dan 17.649 lainnya dinyatakan hilang. Sementara sebanyak 2.776 jiwa masih dirawat.
Bencana ini adalah yang terbesar setelah Gempa Bumi
Besar Kanto pada 1923 dan telah menewaskan lebih dari 142.000 orang dan memaksa
ratusan ribu jiwa dievakuasi.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang pagi ini
mengumumkan telah terjadi tsunami kecil setinggi sekitar 0,5 meter setelah
terjadi gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter pukul 07.24 waktu setempat, di
Miyagi bagian timur Jepang lepas pantai.
Hanya terjadi gelombang Tsunami kecil yang timbul.
Sehingga peringatan dini yang sebelumnya diumumkan oleh pihak pemerintah Jepang
pukul 07.27 waktu setempat telah dicabut. Peringatan Badan Meteorologi Jepang
menyebutkan tsunami setinggi 50cm akan terjadi di pantai Prefektur
Miyagi. Gempa tersebut terjadi di 112 km timur kota Sendai, di kedalaman 59 km.
Guncangan dengan intensitas rendah, juga tercatat di
Hokkaido hingga Tokyo.
Ahli meteorologi Jepang, Hirofumi Yokoyama,
mengungkapkan gempa-gempa yang terjadi pada Senin pagi ini adalah gempa susulan
rangakaian dari Gempa 9.0 SR yang terjadi pada 11 Maret 2011 lalu. Ia
menambahkan bisa saja akan terjadi gempa susulan di Jepang dengan kekuatan 6 SR
ke atas.
( KCM /
CN27 )
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/03/28/81443/Korban-Gempa-dan-Tsunami-Jepang-Jadi-28.000-Jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar