Begitu pentingnya sebuah handpone, aku benar-benar sadar betul
akan pentingnya barang tersebut. Apalagi untuk
orang – orang yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, walaupun dia adalah seorang pedagang.
Mengerti akan arti penting sebuah handpone, tentunya ada keinginan dari dalam
diri untuk dapat memberikannya. Suatu ketika,
aku mendapatkan beasiswa BUMN dan mampu memberikan sebagian kecil untuk
ibuku. Aku sadar betul bahwa anak harus bisa membahagiakan orangtua (dalam hal
ini aku lebih banyak sayang terhadap sosok seorang ibuku).
Ketika dihadapkan pada suatu
kondisi yang mengharuskan ibuku harus pergi ke kampung halaman dan ketika di
kampus begitu banyak kesibukan, tentunya ini berarti ibuku harus pergi seorang
diri menembus keramaian bus antarkota, kadangkala hal ini sering dialami oleh
ibuku. Aku sering tidak ikut pergi menemani ketika ada acara di desa, dan
tentunya ibuku pergi ke kampung halamannya sendiri tanpa ada kawan (bayangkan
saja orangtua pergi sendiri betapa dipertanyakan cinta anaknya). Disinilah letak
permasalahannya, aku seiring galau ketika ibuku pergi seorang diri dan aku tak
tau harus bagaimana, karena beliau tidak memiliki alat komunikasi yang bernama
Handphone (hello jaman 2011 masih tidak ada yang memilki handphone :D), sampai saat ini aku
menuliskan tulisan ini beliau masih tidak memiliki alat komunikasi wireless
tersebut.
Ibuku adalah seorang pedagang,
apapun yang beliau lakukan mesti ada perhitungannya tidak terkecuali dengan
anaknya ataupun dengan keluarganya apalagi masalah handphone. Namun disuatu
sisi, beliau adalah pribadi yang selalu berusaha dan tetap semangat bekerja
dimasa tuanya. Hal yang paling membahagiakan beliau masih sehat sampai sekarang,
alhamdulilah ya Allah. Aku tak berharap muluk-muluk semoga aku dapat menjadi
anak yang soleh dan berbakti kepada orangtua. Satu hal lagi aku ingin selalu
berdikari, tidak menjadi parasit untuk siapa saja (terutama untuk kedua orantua
dan kakak – kakak ku).
Aku manusia yang biasa saja dan
memiliki banyak mimpi untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu
kewaktu. Disinilah kadang aku menjadi lemah dalam mengontrol diri sendiri untuk
menjadi pribadi yang memiliki jiwa semangat juang. Kadang kala rasa malas
menguasai diriku, semuanya akan terasa berat. Apalagi untuk saat ini allah, aku
itdak bisa terus-terusan seperti ini menjadi malas dan menurunkan standard
hidupku hingga kelevel bawah. Sekali lagi aku sekarang berada dalam maslah
besar, problem memerangi diriku sendiri terhadap rasa malas yang berlebihan dan kemampuanku untuk menyemangati
diri sendiri berkurang.
Demi menjadi anak berbakti kepada
orangtua, tolong hilangkanlah sifat malas bekerja ini allah (karena segala
sesuatu pasti tidak ada yang instant). Bantu aku untuk terjun kedalam dunia
yang konsisten terhadap segala sesuatu dan menjalani sesuatunya secara
mantaaabbbb (madep manteb). Allah bantu aku untuk tetap berdiri tegap, hanya engkaulah tempatku meminta dan mengadu.
Memang tidak nyambung (bagi yang
membaca :D), pada bagian awal aku sangat merasakan akan pentingnya handphone,
namun aku sisipi curhatku. Pada intinya bagiku keduanya sangat berpengaruh
antara handpone dan perubahan attitude ku sebagai seorang mahasiswa sekarang
ini. Semog allah memberikan kesempatan bagi hambanya yang ingin terus berusaha,
karena aku takuuuuuut saat waktu mengatakan terlambat allah.
Tokoh sebenarnya,
SL
Dec 26th 2011,
Semarang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar